The Author

Foto saya
Your next professional journalist. Badminton lovers. On my way to build my own coffee shop and advertising company

Selasa, 10 Juni 2014

Ryan Adriandhy : Passion dari Lion King


source : Google

Sosok lelaki mungil namun “guyon”nya mampu memberikan canda tawa bagi penontonnya, hmmm siapa dia? Yap! Ryan Adriandhy atau yang akrab disapa Ryan. Ia adalah seoranga anak muda dengan passion yang besar dalam bidang stand up dan desain grafis. Baginya, passion lah yang membawanya berhasil sampai seperti ini. Kira-kira bagaimana sebenarnya passion itu bisa memotivasi dirinya untuk berhasil?



Q : “Gimana sih awalnya bisa terjun ke dunia stand up comedy dan ilustrator?
A : Awalnya terjun ke dunia stand up comedy karena tertarik ikut audisi program TV Stand Up Comedy Indonesia Season 1 yang disiarkan KOMPAS TV. Karena sebelumnya saya juga sudah suka melihat Ellen Degeneres dan Jerry Seinfeld melakukan stand-up, jadi saya iseng-iseng coba ikut audisi. Eh alhamdulillah lanjut sampai grand final.

Kalau menjadi ilustrator sih sudah dimulai jauh sebelum menjadi stand up comedian. Saya suka menggambar dari kecil. Di umur 4 tahun, The Lion King dari Disney adalah film pertama saya di bioskop. Pengalaman yang tidak akan bisa saya lupakan; bagaimana saya langsung jatuh cinta dengan dunia visual storytelling dan animasi. Film itu yang membuat saya ingin bisa menggambar dan bisa bercerita lewat gambar. Sejak kelas 2 SD saya sudah menjual komik-komik pendek buatan saya sendiri ke teman-teman kelas seharga 500 rupiah satu cerita.


Q : “Dari beberapa media yang kami baca, passion lah yang mendasari Ryan untuk terjun di dunia komedi dan ilustrator, apa benar?
A : Dasar menjadi Illustrator iya passion. Kalau Komedi berdasarkan keingintahuan dan rasa penasaran untuk mencoba sesuatu yang baru. Hehe.


Q : “Mengapa memilih studi di jurusan  desain grafis?
A : Saya sudah memutuskan saya harus masuk jurusan Desain Grafis dari kelas 5 SD. It’s my long term goal at that time, to be honest. Dan sebetulnya itu strategi saya. Saya ingin menjadi animator sekelas animator-animator Walt Disney. Tapi saya tahu kalau mau benar-benar mendalami bidang perfilman animas, saya harus belajar di luar negeri karena di sini belum ada institusi pendidikan formal yang mau mengajarkan animasi sebagai satu jurusan sendiri. Kalau saya mau belajar di luar negeri, saya tidak mungkin mengandalkan support finansial dari orang tua saya karena saya tahu kemampuan keluarga. Jadi, saya harus bisa mengejar beasiswa. Karena itu lah saya tahu dari kelas 5: Kuliah saya harus menggambar. Tapi saya tidak tertarik arsitektur. Saya suka seni, tapi bukan seni murni yang saya tuju. Saya harus belajar ilmu di mana kita bisa mengkomunikasikan sesuatu secara visual dan memiliki appeal  secara komersil.


Q : “Apakah keluarga (ortu) mendukung kakak untuk mendalami bidang ini?
A : Ya. Saya ingat betul ketika keluar dari bioskop setelah selesai menyaksikan film The Lion King, saya bilang ke ibu saya “Ryan pengen bisa gambar aja kalau udah besar. Bikin kayak (film) tadi. Boleh ya?” Dan anggukan kedua orang tua saya lah yang membuat saya masih menggores garis dan mencampur warna sampai hari ini.”


source : Google

Q : “Darimana kakak dapat inspirasi dalam membuat ilustrasi-ilustrasi yang keren kayak gitu?
A : Siap nih sama jawaban saya? Oke deh: Dari bengong. Saya selalu berkhayal. Kalau ada skill hidup yang saya paling kuasai sejak kecil, itu adalah berkhayal. Mayoritas dari ilustrasi saya semua berakar dari satu pertanyaan: “what if?”/”Bagaimana kalau..?” Lalu saya lepaskan semuanya ke imajinasi saya.


Q : “Adakah idola dalam bidang ilustrator?
A : Banyak. Di antaranya adalah Walt Disney, Chuck Jones, Bill Watterson, dan Mary Blair.


Q : “Sejauh mana passion itu bisa memotivasi diri sendiri?
A : Passion memberikan gue mindset “Keinginan gue untuk berhasil lebih besar daripada ketakutan dan kekhawatiran gue untuk gagal. I love what I’m doing. So why should I worry?”


Q : “Menurut kakak bagaimana cara mengetahui apa yang menjadi passion kita dan bagaimana kita bisa mengembangkan menjadi potensi yang hebat?
A : “Saya cukup lama untuk akhirnya mendapatkan jawaban apa itu passion. Buat saya, passion itu sesimpel ini: “Apa kira-kira hal dalam hidupmu yang seandainya hidup membuatmu tidak bisa lagi melakukannya seumur hidupmu, kamu akan sedih setengah mati?” – Dan bagi saya itu menggambar. Coba tanyakan ini pada dirimu sendiri. Jika kamu bisa menjawabnya, menurut saya kamu sudah tahu apa passion-mu. Lalu bagaimana kita mengembangkan passion kita menjadi potensi yang hebat? Bagi saya kita boleh punya satu passion, tapi kalau kita tidak bisa melakukannya dengan cara pada umumnya, itu bukan berarti passion kita nihil. Find what you love, find what you can do, find how can you live with it.


Q : “Adakah saran untuk teman-teman yang ingin berkarir di dunia freelance?
A : Be unique. Jadilah unik. Jadilah tidak tergantikan. Karena jika kamu memiliki kualitas yang orang lain tidak punya sebagai freelancer, klien akan terus mencarimu. Tapi kalau kamu masih tergantikan, kamu bisa ditukar oleh klien dengan jasa yang lebih murah. Always strive for the best. Learn new things. Don’t get bored easily. J



------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ini adalah murni hasil wawancara saya secara langsung dengan Ryan Adriandhy. Bila ingin mengutip, mengcopy atau menggandakan, harap memberikan credit kepada blog saya sebagai sumber. 
Terima kasih atas pengertiannya.

Cheers,

Naomi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar